TUGAS 3: Analisis
Jurnal “ Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan
Dan Peluang “
Ringkasan Jurnal :
Judul : Pendeteksian Kecurangan Laporan
Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang .
Penulis : Martantya, Daljono
Universitas : Universitas Diponegoro
No.
Jurnal : Volume 2, Nomor 2, Tahun
2013, Halaman 1-12
ABSTRACT
This study aims
to obtain empirical evidence about the effectiveness of the fraud triangle is
pressure, opportunity, and rationalization in detecting financial statements
fraud. Based on the theory of fraud triangle Cressey adopted in SAS 99, the
researchers developed a variable that can be used to proxy the size of the
components of the pressure and opportunity. The variables of the fraud triangle
used is pressure consisting of financial stability are proxied by asset growth
(AGROW), external pressure are proxied by leverage (LEV), managerial ownership
are proxied by the presence or absence of share ownership by insiders (OSHIP),
and financial targets are proxied by the return on assets (ROA), and
opportunity consisting of effective monitoring proxied by theproportion of
independent commissioners (IND). Data on indications of financial statements
fraud in this study obtained from the annual report and press releases Bapepam
during 2002 - 2006 as the dependent variable. Total sample was 62 companies,
consisting of 31 companies who violated Bapepam contain elements of fraud as
well as sanctions, and 31 companies that are not financial statements fraud
(based on the type of industry and the total assets of the same). Testing the
hypothesis used the logistic regression method. The results of this study
indicated that financial stability are proxied by asset growth and financial
targets proxied by ROA significantly related to the possibility of financial
statements fraud. While external pressure, managerial ownership, and
ineffective monitoring did not significantly influence the likelihood of
financial statements fraud, and the size of the company can not be used as
control variables in this study.
Keywords:
financial statements fraud, fraud triangle, pressure, opportunity
Latar
Belakang
Laporan keuangan memberikan segala informasi keuangan mengenai bagaimana posisi keuangan perusahaan, bagaimana kinerja perusahaan selama ini, serta bagaimana arus kas entitas perusahaan yang berguna bagi para pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tidak hanya sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat untuk beberapa pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut FASB (Hendriksen, 2009), pengguna laporan keuangan adalah para pemegang saham, investor lain, dan kreditor.
Laporan keuangan memberikan segala informasi keuangan mengenai bagaimana posisi keuangan perusahaan, bagaimana kinerja perusahaan selama ini, serta bagaimana arus kas entitas perusahaan yang berguna bagi para pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tidak hanya sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat untuk beberapa pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut FASB (Hendriksen, 2009), pengguna laporan keuangan adalah para pemegang saham, investor lain, dan kreditor.
Tujuan perusahaan menerbitkan laporan keuangan
sesungguhnya ingin menampilkan keadaan perusahaan yang terbaik. Namun, motivasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya tindakan
kecurangan laporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Tindakan kecurangan pada
laporan keuangan tersebut menyebabkan informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan menjadi tidak relevan dan menyebabkan salah saji material, yang dapat
menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Ketika perusahaan menyajikan
informasi yang tidak material, maka informasi
keuangan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan
ekonomi karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi yang
sebenarnya.
Di Indonesia, Bapepam menemukan sejumlah perusahaan
yang terdeteksi melakukan kecurangan
(fraud). Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan pemeriksaan
Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji (overstatemet) dalam
laporan keuangan yaitu pada laba bersih PT Kimia Farma Tbk (KF) untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2001. Salah saji ini terjadi dengan cara
melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi
untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT KF per 31 Desember
2001 (Bapepam, 2002). Selain itu manajemen PT KF melakukan pencatatan ganda
atas penjualan pada 2 unit usaha. Dari kasus Kimia Farma ini dapat diketahui
bahwa perusahaan menggunakan ROA sebagai “alat” untuk memanipulasi laporan
keuangan.
Banyaknya kasus fraud yang ditangani Bapepam
menjadi bukti bahwa terdapat kegagalan audit dalam mendeteksi adanya kecurangan
laporan keuangan. Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009)
menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum, yaitu
tekanan, peluang, dan rasionalisasi yang disebut sebagai fraud triangle. Menurut
teori Cressey, tekanan, peluang, dan rasionalisasi selalu hadir pada situasi fraud.
Konsep fraud triangle diperkenalkan dalam literatur professional
pada SAS No.99, Consideration of Fraud in a Financial Statement audit
(Skousen et al., 2009).
Penggunaan analisis fraud triangle untuk
mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan keuangan sebelumnya pernah dilakukan
antara lain oleh Cressey (1953), Turner et al. (2003), Lou dan Wang
(2009), Skousen et al. (2009). Skousen et al. (2009) mengatakan
bahwa Persons (1995) dan Kaminski, Wetzel, Guan (2004) mengembangkan model
prediksi kecurangan menggunakan rasio keuangan, tetapi model tersebut mendapati
tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi. Penelitian lainnya dilakukan oleh
Beneish (1997) bahwa sales growth, leverage, dan total accruals
dibagi dengan total assets berguna dalam mengidentifikasi pelanggar GAAP
dan perusahaan yang secara agresif menggunakan dasar akrual untuk memanipulasi
pendapatan (Skousen et al., 2009).
Atas dasar uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya kecurangan pada laporan keuangan dengan
menggunakan faktor risiko tekanan dan peluang. Tidak digunakannya faktor
rasionalisasi dikarenakan kasus-kasus yang terdapat pada annual report dan
press release Bapepam tidak ada yang mencerminkan suatu keadaan di mana
pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya.
Variabel Penelitian :
Variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecurangan Laporan
Keuangan (Y), Stabilitas Keuangan (X1), Tekanan Eksternal (X2),
Kepemilikan Manajerial (X3), Target Keuangan (X4),
Efektivitas Pengawasan (X5).
Metode Penelitian :
Variabel kecurangan laporan keuangan dalam
penelitian ini diukur menggunakan variabel dummy yang dikategorikan
menjadi dua, yaitu kode 1 (satu) untuk perusahaan-perusahaan yang terbukti
telah melakukan kecurangan (fraud) karena melakukan sejumlah pelanggaran
terhadap peraturan Bapepam yang mengandung unsur fraud serta terkena
sanksi dan kode 0 (nol) untuk perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan
kecurangan (nonfraud).
Stabilitas keuangan merupakan suatu kondisi keuangan
perusahaan dari kondisi stabil. Variabel stabilitas keuangan (X1) diproksi
dengan menggunakan tingkat pertumbuhan aset (AGROW), yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
AGROW
= Total aset t – total aset t-1 x 100%
Tekanan eksternal merupakan tekanan yang berlebihan
bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga.
Variabel tekanan eksternal (X2), diproksi dengan rasio leverage
(LEV). Rasio leverage ini didapat dari total hutang dibagi dengan total aset.
Kepemilikan manajerial (X3), diukur
dengan dummy, kode 1 (satu) untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan
saham oleh orang dalam, kode 0 (nol) untuk sebaliknya.
Target keuangan (X4), diproksi dengan
ROA, yang diukur dengan membagi laba setelah pajak tahun sebelumnya (t-1)
dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan tahun sebelumnya (t-1).
Efektivitas pengawasan (X5), diproksi
dengan proporsi komisaris independen (IND) yang diukur dengan membagi jumlah
komisaris independen dengan jumlah total dewan komisaris di perusahaan
tersebut.
Metode Analisis
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan menggunakan regresi
logistik
(logistic regression) sebagai berikut:
FRAUD
= α + β1 . AGROW + β2 . LEV + β3 . OSHIP + β4 . ROA + β5 . IND + β6 . SIZE + €
Keterangan
:
FRAUD : variabel dummy, kode 1
(satu) untuk perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan, kode 0 (nol)
untuk yang tidak
α
: konstanta
β
: koefisien variabel
AGROW
: tingkat pertumbuhan aset
LEV : rasio leverage
OSHIP
: variabel dummy, kode 1
(satu) untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan
saham
oleh orang dalam, kode 0 (nol) untuk yang tidak terdapat
ROA : return on asset (ROA)
IND
: proporsi dewan komisaris
independen
SIZE : transformasi logaritma natural
(Ln) dari total aset perusahaan i pada waktu t
€ : error
Berdasarkan hasil pengujian goodness of fit,
besaran nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit sebesar
11,904 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,156 yang nilainya jauh di
atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan model dapat diterima atau model layak
dalam menjelaskan variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian
kelayakan keseluruhan model perbandingan antara nilai -2Log Likelihood awal
yang hanya memasukkan konstanta saja sebesar 85,950 dan nilai -2Log Likelihood
akhir yang mengalami penurunan menjadi 67,090 dan berarti dalam model tanpa
variabel angka -2Log Likelihood lebih besar. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penambahan variabel-variabel ke dalam model mampu memperbaiki model
tersebut. Untuk koefisien determinasi menunjukkan nilai Nagelkerke’s R
Square sebesar 0,350, yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 35% dan
sisanya sebesar 65% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Prediksi
ketepatan model juga dapat menggunakan tabel klasifikasi 2 x 2 menunjukkan bahwa
tingkat prediksi model adalah sebesar 83,9%, di mana 87,1% fraud dan
80,6% nonfraud telah mampu diprediksi oleh model. Menurut prediksi,
perusahaan yang tidak melakukan tindak kecurangan (0) adalah 31 perusahaan, sedangkan
hasil observasi hanya 25 perusahaan, sehingga ketepatan klasifikasi adalah
80,6%. Sedangkan dalam memprediksi perusahaan yang melakukan tindak kecurangan
(1) adalah 31 perusahaan, hasil observasi hanya 27 sehingga ketepatan
klasifikasi adalah 87,1%. Untuk hasil pengujian multikolinearitas
memperlihatkan bahwa tidak ada nilai koefesien antar variabel independen yang
nilainya lebih besar dari 0,90, yang berarti tidak terdapat masalah multikolinearitas
antarvariabel dalam model regresi.
Analisis Jurnal :
Hasil
penelitian terhadap variabel stabilitas keuangan yang diproksikan dengan
tingkat pertumbuhan aset (AGROW) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor
risiko stabilitas keuangan terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil
penelitian terhadap variabel tekanan eksternal yang diproksikan dengan leverage
(LEV) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor risiko tekanan eksternal
terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian terhadap
variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan ada tidaknya
kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
faktor kepemilikan manajerial terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan
keuangan. Hasil penelitian terhadap variabel target keuangan yang diproksikan
dengan return on asset (ROA) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor
risiko target terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil
penelitian terhadap variabel target keuangan yang diproksikan dengan return
on asset (ROA) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor risiko target
terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian terhadap
variabel efektivitas pengawasan yang diproksikan dengan proporsi komisaris
independen (IND) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor risiko efektivitas
pengawasan terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
Sumber
:
Daljono, Martantya. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan
Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang. Journal, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar